| Abstrak
|
: |
Adanya perbedaan peraturan desain gempa menyebabkan terdapat perbedaan pula pada kriteria-kriteria perencanaan bangunan. Bangunan lama yang dulu dibangun tentunya harus menyesuaikan dengan keadaan sekarang terutama gempa. Oleh karena itu, perlu meningkatkan kestabilan dan kekakuan lateral pada bangunan lama terhadap gempa untuk menyesuaikan gaya gempa yang terjadi saat ini guna menahan simpangan lateral akibat pengaruh dari beban gempa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kestabilan dan kekakuan lateral adalah dengan menggunakan bracing baja. Namun, untuk bangunan dengan struktur beton bertulang dengan bracing baja, nilai dari faktor modifikasi respons (R) dan faktor kuat lebih dan pembesaran defleksi (Cd) belum terdapat pada SNI 1726-2019. Oleh karena itu, penyusunan skripsi ini ditujukan untuk meninjau nilai R, dan Cd pada bangunan struktur beton bertulang dengan bracing baja. Tinjauan dilakukan pada struktur beton bertulang dengan konfigurasi bracing baja multistory X, V dan inverted V yang berada di lokasi Kota Jakarta dengan kondisi Tanah Sedang (SD). Cara untuk mengetahui besarnya nilai R, dan Cd adalah dengan melakukan analisis pushover yang menghasilkan kurva pushover yaitu hubungan antara gaya dengan perpindahan struktur. Hasil analisis menunjukkan bahwa bracing baja dengan konfigurasi multistory X dengan posisi bracing di tepi bangunan memberikan hasil yang terbaik, dimana bracing leleh terlebih dahulu dan kolom tidak mengalami pelelehan. Nilai faktor daktilitas R adalah 6,85 untuk arah X dan 7,36 untuk arah Y. Nilai adalah 2,97 untuk arah X dan 2,42 untuk arah Y. Sedangkan nilai Cd adalah 1,173 untuk arah X dan 1,107 untuk arah Y. Berdasarkan tingkat kinerja struktur termasuk dalam kategori Damage Control baik arah X dan Y untuk semua pola pembebanan jika berdasarkan ATC-40. Sedangkan apabila berdasarkan FEMA 356, untuk semua pola pembebanan, untuk arah X adalah Immediate Occupancy dan arah Y adalah Life Safety. Kata Kunci: multistory X-bracing, faktor modifikasi respons, faktor kuat lebih, faktor pembesaran defleksi, analisis pushover |
Halaman Judul